Rizky Fachlevy / 18111600
3KA28
Sabtu, 19 Oktober 2013
Kamis, 10 Oktober 2013
Interaksi Manusia & Komputer : Portofolio Diri
Data Pribadi :
Nama : Rizky Fachlevy
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Januari 1993
Status / Jenis kelamin : Belum Menikah / Pria
Berat / Tinggi Badan : 57 kg / 171 cm
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Rokan 2 No 165 RT. 04/05 Depok 2 Timur 16418 Depok
Pendidikan Formal :
1. (1999 - 2005) : SDN Bakti Jaya 3, lulus
2. (2005 - 2008) : SMP Negeri 3 Depok, lulus
3. (2008 - 2011) : SMK Taruna Bhakti, lulus
Aktivitas : OSIS & Rohis (Anggota)
Keterampilan : - Maintenance & Repair
- Microsoft Office
- Jaringan Komputer (Networking)
- Web Design, (HTML, PHP, Flash, Photoshop, Dreamweaver)
4. (2011 - 2015) : Universitas Gunadarma, Sistem Informasi
Aktivitas : Gunadarma Overclocking Team / (Anggota)
Pengalaman Kerja :
1. Januari 2009 - April 2009 : Praktek Kerja Industri, IT Support Junior PT. Actavis Indonesia
2. Januari 2009 - Juni 2009 : IT Support & Operator Adil Corp.
3. Desember 2012 : Event Staff, TDR YSS Comet Drag Bike Championship 2012 Jakarta
4. Januari 2013 - Maret 2013 : Incoming & Outgoing Staff CV. Cahaya Anugrah Coating
5. Agustus 2013 - September 2013 : Event Staff, Surveyor Telkomsel IndiSchool 2013
Keterampilan :
- Akademik
1. Komputer : - Microsoft Office
- Instalasi, maintenance, & troubleshooting PC (Hardware / Software)
- Programming & Web Designing, dasar (PHP, CSS, MYSQL, HTML, Pascal, C++)
2. Bahasa Inggris : - Tulisan, Aktif & Pasif
(TOEFL Test : 450) - Lisan, Pasif
- Non-Akademik
1. Olahraga : - Basket
- Sepak Bola
- Renang
- Bersepeda
- Hiking, Climbing, & Camping
Nama : Rizky Fachlevy
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Januari 1993
Status / Jenis kelamin : Belum Menikah / Pria
Berat / Tinggi Badan : 57 kg / 171 cm
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Rokan 2 No 165 RT. 04/05 Depok 2 Timur 16418 Depok
Pendidikan Formal :
1. (1999 - 2005) : SDN Bakti Jaya 3, lulus
2. (2005 - 2008) : SMP Negeri 3 Depok, lulus
3. (2008 - 2011) : SMK Taruna Bhakti, lulus
Aktivitas : OSIS & Rohis (Anggota)
Keterampilan : - Maintenance & Repair
- Microsoft Office
- Jaringan Komputer (Networking)
- Web Design, (HTML, PHP, Flash, Photoshop, Dreamweaver)
4. (2011 - 2015) : Universitas Gunadarma, Sistem Informasi
Aktivitas : Gunadarma Overclocking Team / (Anggota)
Pengalaman Kerja :
1. Januari 2009 - April 2009 : Praktek Kerja Industri, IT Support Junior PT. Actavis Indonesia
2. Januari 2009 - Juni 2009 : IT Support & Operator Adil Corp.
3. Desember 2012 : Event Staff, TDR YSS Comet Drag Bike Championship 2012 Jakarta
4. Januari 2013 - Maret 2013 : Incoming & Outgoing Staff CV. Cahaya Anugrah Coating
5. Agustus 2013 - September 2013 : Event Staff, Surveyor Telkomsel IndiSchool 2013
Keterampilan :
- Akademik
1. Komputer : - Microsoft Office
- Instalasi, maintenance, & troubleshooting PC (Hardware / Software)
- Programming & Web Designing, dasar (PHP, CSS, MYSQL, HTML, Pascal, C++)
2. Bahasa Inggris : - Tulisan, Aktif & Pasif
(TOEFL Test : 450) - Lisan, Pasif
- Non-Akademik
1. Olahraga : - Basket
- Sepak Bola
- Renang
- Bersepeda
- Hiking, Climbing, & Camping
Interaksi Manusia & Komputer : Bad Design
Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. Desain ada pada suatu objek entah itu baik atau buruk tergantung setiap orang melihatnya dari sudut pandag yang mana. Desain baik akan memberikan nilai tambah terhadap suatu objek entah itu mobil, motor, notebook, bahkan pada web.
Desain Buruk (Bad Design) pada suatu objek akan memberikan nilai negatif pada objek tersebut. contoh desain buruk pada web ialah memiliki hal seperti di bawah ini :
> Semuanya huruf besar,
> Scrolling sideways (bagian yang bisa discroll),
> Ukuran teks yang terlalu kecil,
> khususnya pada huruf yang dicetak miring (italics),
> Link yang tidak dapat diakses,
> Memberitahu user bagaimana cara merubah browser,
> Warna antara teks dengan background tidak cocok.
> Strategi pemasaran yang kurang baik.
> Ketidak-akuratan isi atau isinya telah ketinggalan jaman.
& berikut ini merupakan salah satu contoh bad design nyata yang diterapkan dalam material berupa ponsel / handphone : Nokia 5510.
Nokia 5510, Sumber : http://bit.ly/GQerAM
Dengan dimensi 134 x 58 x 28 mm, tentu saja membuat penggunanya merasa kurang nyaman dengan ukurannya yang besar untuk alasan praktis. Terlebih, penggunaan keypad QWERTY yang merata terbagi 2 dari kiri hingga ke kanan, serta tombol navigasi arah & tombol OK / cancel tidak terletak dengan baik. Tentu saja, dengan layar monochrome membuat fungsi tombol QWERTY tersebut terlihat berlebihan.
Design yang minimalis & mengutamakan simplisitas penggunaan merupakan salah satu fungsi utama handphone. Merujuk pada Nokia 5510, fitur candybar yang digunakan sudah mencukupi, hanya saja dimensi yang terlalu besar tidak memungkinkan untuk semua orang mudah membawanya.
Untuk keypad sekelas HP dengan layar monochrome dan fitur minim, dirasa cukup mengikuti design pada HP Nokia N-Gage / N-Gage QD yang tidak terlalu merepotkan, yaitu tombol navigasi yang terpisah dengan tuts angka yang digabungkan dengan huruf (1 - ABC).
Nokia N-Gage QD, Sumber : http://bit.ly/1hEa6MX
3KA28
Senin, 24 Juni 2013
Teori Organisasi Umum 2 : Budaya, Kreativitas & Inovasi
1. Pengertian dan Fungsi Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
Dalam buku Handbook of Human Resource Management Practice
oleh Michael Armstrong pada tahun 2009, budaya organisasi atau budaya
perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan
bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu
hal yang bisa dilakukan.
Fungsi Budaya Organisasi
§ Budaya mempunyai peranan pembeda atau tapa
batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi
dengan yang lain.
§ Budaya memberikan rasa identitas ke
anggota-anggota organisasi.
§ Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada
sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang.
§ Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem
sosial.
2. Tipologi budaya organisasi
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa
berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan
Blake,1981:1-3).
Tipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka
budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya organisasi
dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi tipe
organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan jenis
keterlibatan individu di dalam organisasi.
Jenis kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi
dibagi menjadi :
§ 1. Koersif
§ 2. Remuneratif
§ 3. Normatif
A. Organisasi Koersif; adalah organisasi di mana para
anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.
B. Organisasi Utilitarian; adalah organisasi di mana para
anggota diperlakukan secara adil dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan
standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota
organisasi
C. Organisasi Normatif; adalah organisasi di mana para
anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen karena
menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka sendiri.
3. Kreativitas Individu dan Team Proses Inovasi
Kreativitas dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas
merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan
inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Hubungan
keduanya jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis dari
kreativitas. Dengan kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas,
sedangkan inovasi adalah variabel tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari,
ada perencanaan yang meliputi strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam
pitching konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa
secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu
tak berdampak pada perusahaan karena mandek di
tingkat eksekusi. Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan
oleh seseorang, tetapi eksekusinya harus melibatkan
banyak orang, mulai dari atasan hingga bawahan. Di
sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap
penentangan.
Itu sebabnya, tak ada perusahaan yang mampu berinovasi
secara konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa
memenuhi tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan,
perusahaan-perusahaan inovator sangat memperhatikan masalah
pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk
meng-create daya pegas inovasi. Benih-benih inovasi akan tumbuh baik
pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan,
dan mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan,
sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk
mendemokratisasikan inovasi.
Sumber:
Teori Organisasi Umum 2 : Perubahan & Pengembangan Organsisasi
1.Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari
cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan
dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya
dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan
sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi
serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi,
desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya)
yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk
mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan
oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang
berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan
keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan
keorganisasian.
2. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses
perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:
Mengenali kebutuhan akan perubahan
Menetapkan tujuan perubahan
Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan
perubahan
Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
Merencanakan implementasi untuk perubahan
Mengimplementasikan perencanaan perubahan
Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut
3. Perencanaan strategi Pengembangan organisasi
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan
berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan
yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak
efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang
hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian
tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua
inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan
perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian
esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan
untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi
pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Sumber:
Teori Organisasi Umum 2 : Desain & Struktur Organisasi
Desain & Struktur Organisasi
1. Pentingnya Struktur dan Desain Organisasi
Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu
mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini tercapai
apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara
tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus
mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya uang,
material, orang) untuk mencapai tujuan. Ini artinya:
Mengorganisasi tugas dalam cara-cara yang paling efisien dan
efektif agar tidak ada duplikasi pekerjaan.
Mengkoordinasikan sejumlah aktivitas dari berbagai
departemen dan unit untuk mencapai tujuan bersama.
Mengalokasikan kedudukan dan orang agar ada jaminan kalau
pekerjaan dapat diselesaikan
Menjelaskan kewenangan, peran, dan tanggung jawab.
Namun struktur dan desain organisasi tidak sekadar suatu
sarana (means) untuk menjamin agar berbagai aktivitas dikelola dalam cara yang
paling efisien. Struktur organisasi yang efektif juga akan membantu proses
perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir konflik diantara berbagai
departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi kerja yang kadang tidak
jelas.
Studi klasik dan manajemen keilmuan (scientific management) berfokus
pada “one best way” untuk menata organisasi , teori kontingensi berargumen
bahwa tidak ada satu struktur dan desain organisasi yang tepat untuk diterapkan
bagi setiap – malahan manajer dituntut untuk tahu dengan jeli struktur mana
yang “paling tepat”. Karenanya, manajer perlu memahami bagaimana menciptakan
struktur dan desain organisasi sambil mempertimbangkan kemajuan teknologi,
kekuatan individual, dan sebagainya. Untuk itu, mereka perlu menganalisa
kondisi organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan,
secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif.
2. Beberapa Pendekatan Dalam Proses Departementalisasi
Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian bagian
dalam organisasi yang akan bebrtanggungjawab dalam melakukan bermacam jenis
pekerjaan yang telah dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam
mendesain organisasi, khusunya dalam prosesdepartementalisasi, ada beberapa
pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan
fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan pelanggan, berdasarkan geografis,
dan berdasarkan matriks.
Pendekatan Fungsional
Berdasarkan pendekatan ini, proses departementalisasi
dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah
organisasi.
Pendekatan Produk
Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam
organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.
Pendekatan Pelanggan
Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi
ditentukan berdasarkan karateristik pelanggan yang menjadi sasara pelanggan
dari organisasi.
Pendekatan Geografis
penetuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan
berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi beroperasi.
Pendekatan Matriks
Pendekatan departementalisasi terakhir yang diperkenalkan
adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya merupaka n proses
departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan
pendekatan lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu,
ataupun berdasarkan pendekatan lainnya.
3. Model-model disainorganisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah
mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Disain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan
dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2
model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
A. Desain Organisasi Mekanistik.
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan
ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga
informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya
sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas,
keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original,
tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus
kesalahan.
B. Desain Orgranisasi Orgranik.
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan
kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode
Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga
informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah
dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan
ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan
melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi
kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan
pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada
teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang
bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau
sub-sub untit di dalamnya.
Desain struktur subunit didesain sesuai dengan
kontinummekanistik organik dengan cara yang konsisten dengan keadaan kondisi
lingkungan, khususnya laju perubahan yamg lebih lambat, ketidak pastian yg
lebih besar & rentang waktu balikan yang lebih singkat sesuai demgam desain
mekanistik.
Desain teknik integratif tekhnik yang cocok, apakah
peraturan, perencanaan atau penyesuaian bersama, bergantung pada tingkat
diferensiasi sub unit. Semakin besar diferensiasinya semakin besar perlunya
peraturan dan perencanaan.
Sumber:
Teori Organisasi Umum 2 : Kepemimpinan
1. Teori & Arti Penting Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah
sebagai berikut (Kartono, 1998:29) :
Teori Genetis menyatakan sebagai berikut : 1) Pemimpin itu
tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakatbakat alami yang luar
biasa sejak lahirnya. 2) Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi
dan kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus. 3) Secara filsafat, teori
tersebut menganut pandangan deterministis.
Teori Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai
berikut : 1) Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak
terlahirkan begitu saja. 2) Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha
penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari
kedua teori tersebut lebih dahulu), menyatakan sebagai berikut : Seseorang akan
sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan
usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
2. Tipe – tipe Kepemimpinan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin organisasi
seorang pemimpin memiliki beberapa tipe yang dapat dilihat dari caranya
bersikap dan memimpin serta menilai anggotanya dan cirri-ciri khusus pada
masing-masing tipe. Tipe – tipe tersebut ialah:
I. Tipe Kepemipinan Otokrasi
Tipe kepemimpinan ini selalu menganggap dirinya benar, egois
dan menilai kepemimpinan adalah hak yang diberikan padanya.
Cirri-ciri pemimpin ini adalah:
Tidak mau menerima pendapat ataupun kritikan dari orang lain
Memperlakukan anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan
pribadinya
Selalu menganggap organisasi adalah milik pribadinya
Dalam mengatur anggotanya sering kali menggunakan ancaman
dan paksaan.
Dari cirri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin
yang otokratis tidak dapat menghargai hak-hak anggotanya dan sangat tidak cocok
jika diterapkan sekarang dimana perkembangan sudah mulai modern.
II. Tipe Kepemimpinan Militeris
Yang dimaksud dengan Tipe Kepemimpinan militeris disini
tidak sama dengan pemimpin dalam dunia militer, artinya seorang yang memimpin
di dunia militer pun tidak semua memiliki tipe kepemimpinan yang militeris.
Sifat-sifat pemimpin yang mempunyai tipe kemimpinan yang
militeris adalah:
Selalu menuntut kedisiplinan yang tinggi
Anggota harus patuh terhadap pemimpin
Tidak menerima kritik dari anggota lainnya
Terlalu formalitas dalam menjalankan tugasnya
Dari sifat pemimpin yang bertipe militeris dapat dilihat
bahwa tipe pemimpin yang seperti ini bukanlah pemimpin yang ideal.
III. Tipe Kepemimpinan Fathernalistik
Tipe ini selalu menggunakan pendekatan kebapa-an yang
sifatnya terlalu sentimental dalam memerintahkan anggotanya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sifat umum pemimpin tipe ini adalah:
Selalu menganggap angootanya sebagai anak atau pun orang
yang belum dewasa dan selalu ingin melindungi anggotanya
Hampir tidak pernah memberikan kesempatan untuk mengambil
keputusan pada anggotanya, sehingga terkadang tidak ada pelimpahan tanggung
jawab untuk anggotanya
Anggota tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat atau mengembangkan
ide kreatifnya
Beranggapan bahwa hanya dirinya yang serba tahu.
Perlu diakui terkadang suatu organisasi perlu memiliki
pemimpin seperti ini. Tetapi dilihat dari sifat negatifnya jelas pemimpin
Fathernalistis kurang dapat mengembangkan organisasi yang dipimpinnya.
IV. Tipe Kepemimpinan Karismatik
Tipe kepempinan ini jelas sangat sulit untuk dijelaskan
sifat-sifat atau karakteristik yang dimilikinya karena Kharisma seseorang itu
muncul alami dari dirinya sendiri. Yang dapat diketahui adalah seorang pemimpin
yang kharismatik mempunyai daya tarik tersendiri terhadap dirinya sendiri
ataupun organisasinya sehingga membuat anggota dan orang lain simpatik.
V. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan, Tipe pemimpin yang Demokratis
dianggap paling ideal dan yang terbaik. Ini karena pemimpin yang demokratis
selalu mendahulukan kepentingan orang banyak (organisasi/umum) dibandingkan
kepentingan dirinya sendiri atau keluarga.
Beberapa cirri dari tipe kepemimpinan yang demokratis adalah:
Selalu berusaha untuk mengimbangi kepentingan pribadi dan
tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi/umum
Senang menerima saran, tanggapan ataupun kritikan yang
membangun dari anggotanya demi terwujudnya tujuan organisasi
Dapat member maaf dan memaklumi ketidak pahaman anggotanya
dalam bekerja serta tak sungkan membantu anggotanya untuk maju tanpa mengurangi
pengetahuan dan ide anggotanya
Kerjasama atau gotong royong menjadi prioritas utama dalam
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan umum
Tidak menganggap rendah atau bodoh anggotanya dan terbuka
dengan anggotanya.
Dari ciri-ciri diatas jelas sangatlah sulit untuk menjadi
seorang pemimpin yang demokratis, tetapi tidak ada salahnya jika ingin mencoba
menjadi pemimpin yang seperti ini.
3. Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
A. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang
merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin
itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia
perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
B. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor
pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada.
Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung
pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi
manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula
yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya.
Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
C. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan
Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi.
Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis
dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
D. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan
untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena
itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling
dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
Sumber:
Teori Organisasi Umum 2 : Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar
dengan berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
· Keputusan
Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu
organisasi.
· Keputusan
Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
· Keputusan
Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan
pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan
keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan
pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
· Kegiatan
Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi keputusan.
· Kegiatan
Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan
penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
· Kegiatan
Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative
yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses
pengambilan keputusan meliputi:
· Proses
pencarian/penemuan tujuan
· Formulasi
tujuan
· Pemilihan
Alternatif
· Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan
analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses
pengambilan keputusan:
· Identifikasi
dan Diagnosa masalah
· Pengumpulan
dan Analisis data yang relevan
· Pengembangan
dan Evaluasi alternative alternative
· Pemilihan
Alternatif terbaik
· Implementasi
keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah
kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama,
didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan
dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan
keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang
sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan Tanpa
Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh
para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini
memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain
itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang
dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini
terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti
munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang
ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang
lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh
anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli (expert
opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota
lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan
keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang
dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya
dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli
tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan
indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik;
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah
Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority
rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu
anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian,
keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan
tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan
(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari
proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota
organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku
otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan
pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan
kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan
(consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang
paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler
dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang
menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan
keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam
situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
· Jumlah
waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
· Tingkat
pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
· Kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
Dari metode di atas tersebut sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan, yaitu :
· Kekuatan
Mental
Kekuatan mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam
organisasi harus punya prinsip.
· Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam organisasi, agar tidak melakukan
kesalahan yang sama baik itu pemimpin maupun anggotanya.
· Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental dalam organisasi, jika
tidak sama saja seperti pemimpin yang tidak mempuanyi gelar.
· Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma agar terus menjadi
panutan bagi semua orang. Maka dari itu kharisma merupakan citra baik yang di
miliki seseorang agar menjadi panutan semua orang.
Model-model Pengambilan keputusan
a. Model Perilaku
Pengambilan keputusan
· Model
Ekonomi
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan
orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan
biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
· Model
Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
· Model
Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai
utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
· Model
Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan
sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
· Model
Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif
· Model
Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang
seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan
situsai dibawah sadar.
b. Model Preskriptif dan
Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model
pengambilan keputusan, yaitu:
· Model
Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana
kelompok seharusnya mengambil keputusan.
· Model
Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan
tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal
sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat
pula model Spiraldimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain
mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau
dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
· Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum
dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan
ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan
dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif
individual dan kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan.
· Teknik
Modern
- Teknik
Delphi
- Teknik
Kelompok Nominal
Contoh pengambilan keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan
tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat.
Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju.
Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja,
tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat.
Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau
tidak
Sumber :
Teori Organisasi Umum 2 : Bekerjasama Dengan Tim (Kelompok)
1. Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian Kelompok :
Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Karakteristik Kelompok
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2. Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Forming - Tahap 5
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Storming - Tahap 5
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Norming - Tahap 5
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Performing - Tahap 5
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Adjourning dan Transforming - Tahap 5
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3. Kekuatan team work
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :
1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
Sumber:
http://muhadiassaf.blogspot.com/2011/07/kekuatan-team-work.html
http://fysasappi.blogspot.com/2013/03/bekerjasama-dalam-team-kelompok.html
http://myblogsoniaregina.blogspot.com/2013/04/bekerja-sama-dalam-team-kelompok.html
http://tony-wilson.com.au/blog/wp-content/uploads/2010/07/teamwork-hands-in-2.jpg
Pengertian Kelompok :
Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Karakteristik Kelompok
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2. Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Forming - Tahap 5
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Storming - Tahap 5
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Norming - Tahap 5
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Performing - Tahap 5
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Adjourning dan Transforming - Tahap 5
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3. Kekuatan team work
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :
1. Jangan bersikap individualistis.
Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
2. Berikan kontribusi
Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
3. Bersikap fleksibel
Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
4. Komunikasi
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
6. Kepercayaan dan Saling Menghargai
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
7. Patuhilah Pemimpin
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.
Sumber:
http://muhadiassaf.blogspot.com/2011/07/kekuatan-team-work.html
http://fysasappi.blogspot.com/2013/03/bekerjasama-dalam-team-kelompok.html
http://myblogsoniaregina.blogspot.com/2013/04/bekerja-sama-dalam-team-kelompok.html
http://tony-wilson.com.au/blog/wp-content/uploads/2010/07/teamwork-hands-in-2.jpg
Minggu, 23 Juni 2013
Teori Organisasi Umum 2 : Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Komunikasi
1. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI
Pengertian komunikasi
Definisi Komunikasi menurut Wikipedia :
Komunikasi adalah "suatu proses dalam
mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi non-verbal.
Definisi Komunikasi menurut beberapa ahli:
· ONONG
UCHJANA EFFENDY : Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media).
· LASWELL
: Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?
mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?
(who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
· RAYMOND
ROSS : Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman
simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/
makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
· CARL
I. HOVLAND : Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non
verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain
· COLIN
CHERRY : Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan
informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
· FORSDALE
: Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan
diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan
sesuai dengan aturan.
Beberapa alasan pentingnya Komunikasi:
· Komunikasi
mendatangkan efektifitas yang lebih besar
· Komunikasi
menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
· Komunikasi
membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi
untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap
organisasi.
· Komunikasi
menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega,
dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
· Komunikasi
menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
· Komunikasi
meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti
konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.
2. JENIS DAN PROSES KOMUNIKASI
Jenis Komunikasi
Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanya
tergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah di antaranya:
1. Dari segi
penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan secara
tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet dan
sebagainya.
2. Dari segi
kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau
dengan non verbal (diwakili bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam
penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis.
Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan
tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
3. Dari segi
keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang digunakan, dan bentuk
kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi formal
dan non formal.
4. Dari segi
pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:
· Komunikasi
Intrapersonal ( intra personal communication), ialah proses komunikasi
dalam diri komunikator: pengirim dan penerima pesannya adalah dirinya sendiri
(manusia sebagai makhluk rohani).
· Komunikasi
Interpersonal ( inter personal communication) ialah interaksi tatap muka
antara dua orang atau lebih di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapinya secara langsung
pula (manusia sebagai makhluk sosial).
Tahapan Proses Komunikasi
1. Penginterprestasian,
hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif
komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa
yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan
motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian,
pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini
disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman,
proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim
lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat
pengirim pesan.
4. Perjalanan,
pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim
hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan,
pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian
Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi
diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga
akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian,
pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai
kan dalam bentuk pesan.
3. KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam
proses komunikasi. Tujuan dari komunikasi efektif sebenarnya adalah memberikan
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan
penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi inforamsi lebih
jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh
penerima informasi, atau komunikan.
Tujuan lain dari komunikasi efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik ataufeedback dapat seimbang sehingga tidak
terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan
bahasa nonverbal secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa
komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy)
yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap
komunikasi.
Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator
dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi
dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana :
· Pesan
dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirimnya.
· Pesan
yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan
ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
· Tidak
ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk
menindaklanjuti pesan yang dikirim.
5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of
Efffective Communication)
· Hukum
# 1: Respect
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Jika kita membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita
dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai
sebuah tim.
· Hukum
# 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan
pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap
yang positif.
· Hukum
# 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan
atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih
dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu
pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau
alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan
dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa
pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
· Hukum
# 4: Clarity
Clarity dapat berarti keterbukaan dan transparansi.
Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust)
dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul
sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme
kelompok atau tim kita.
· Hukum
# 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama
untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah
hati yang kita miliki.
Jadi, jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima
hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang
komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan
dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang
dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)